Blogger Widgets

Senin, 07 Juli 2025

Negara Israel : Perjalanan Panjang Bangsa dan Lahirnya Sebuah Negara

 

Negara Israel modern adalah salah satu entitas politik yang paling banyak dibicarakan di dunia, dengan sejarah yang kompleks dan akar yang sangat dalam dalam tradisi agama dan peradaban kuno. Untuk memahami Israel hari ini, kita harus menelusuri kembali asal-usulnya, perjalanan sejarahnya yang penuh gejolak, dan fakta-fakta yang membentuk keadaannya saat ini.


Asal-Usul Nama dan Akar Kuno

Nama Israel memiliki akar yang sangat kuno, jauh sebelum negara modern ini berdiri. Dalam tradisi Yahudi, nama ini pertama kali muncul dalam Kitab Kejadian dalam Alkitab Ibrani, di mana Yakub, salah satu patriark Ibrani, bergulat dengan malaikat dan diberi nama "Israel" (yang berarti "bergulat dengan Tuhan" atau "Tuhan bergulat"). Keturunan Yakub kemudian dikenal sebagai "Bani Israel" atau "Anak-anak Israel", yang menjadi dasar bagi identitas bangsa Yahudi.

Wilayah yang kini dikenal sebagai Israel adalah Tanah Kanaan kuno, yang disebut juga sebagai Tanah Suci atau Tanah Perjanjian dalam tradisi Yahudi dan Kristen. Ini adalah tempat di mana peradaban Ibrani awal berkembang, dengan keberadaan kerajaan-kerajaan seperti Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda, yang mencapai puncaknya di bawah Raja Daud dan Raja Salomo ribuan tahun yang lalu.

Sejarah Panjang Pengasingan dan Kehilangan Kedaulatan

Setelah periode kerajaan-kerajaan Ibrani kuno, wilayah ini mengalami serangkaian penaklukan oleh kekuatan-kekuatan besar seperti Asiria, Babilonia (yang menyebabkan pembuangan ke Babilonia), Persia, Yunani (di bawah Aleksander Agung), dan kemudian Kekaisaran Romawi.

Di bawah kekuasaan Romawi, setelah beberapa pemberontakan Yahudi, terutama pemberontakan Bar Kokhba pada abad ke-2 M, sebagian besar penduduk Yahudi diusir atau melarikan diri dari Yudea (nama Romawi untuk wilayah tersebut). Peristiwa ini dikenal sebagai Diaspora, sebuah penyebaran luas orang Yahudi ke seluruh dunia. Meskipun tersebar, ikatan spiritual dan historis dengan Tanah Israel tetap kuat di antara orang-orang Yahudi di mana pun mereka berada, dengan doa dan harapan untuk kembali ke Zion (Yerusalem) menjadi bagian sentral dari iman mereka.

Selama berabad-abad, wilayah ini berada di bawah kekuasaan berbagai kerajaan dan kekaisaran, termasuk Bizantium, Kekhalifahan Islam, Tentara Salib, Mamluk, dan yang terakhir, Kekaisaran Ottoman selama berabad-abad.

Gerakan Zionis dan Kembali ke Tanah Air

Pada akhir abad ke-19, seiring dengan meningkatnya antisemitisme di Eropa dan bangkitnya nasionalisme di seluruh dunia, muncul sebuah gerakan politik yang dikenal sebagai Zionisme. Dipelopori oleh Theodor Herzl, tujuan Zionisme adalah untuk mendirikan kembali sebuah negara Yahudi yang berdaulat di Tanah Israel, sebagai tempat perlindungan bagi orang-orang Yahudi dari penganiayaan dan sebagai ekspresi hak mereka untuk menentukan nasib sendiri.

Gelombang imigrasi Yahudi, yang dikenal sebagai Aliyah, mulai berdatangan ke Palestina Utsmaniyah pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Setelah Perang Dunia I dan runtuhnya Kekaisaran Ottoman, Liga Bangsa-Bangsa memberikan Mandat Britania atas Palestina kepada Inggris, dengan mandat untuk memfasilitasi pembentukan "rumah nasional bagi orang-orang Yahudi".

Periode Mandat Britania (1920-1948) ditandai oleh ketegangan yang meningkat antara komunitas Yahudi yang berkembang dan penduduk Arab Palestina. Gelombang imigrasi Yahudi meningkat drastis setelah Holocaust selama Perang Dunia II, di mana enam juta orang Yahudi dibantai di Eropa. Tragedi ini memperkuat desakan internasional untuk pembentukan negara Yahudi.

Pendirian Negara Israel Modern (1948) dan Konflik Berkelanjutan

Pada tanggal 29 November 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi Resolusi 181, yang merekomendasikan pembagian Palestina Mandat menjadi negara Yahudi dan negara Arab, dengan Yerusalem sebagai korpus separatum yang dikelola secara internasional. Rencana ini diterima oleh para pemimpin Yahudi tetapi ditolak oleh para pemimpin Arab.

Pada tanggal 14 Mei 1948, sehari sebelum berakhirnya Mandat Britania, David Ben-Gurion memproklamasikan berdirinya Negara Israel. Segera setelah proklamasi ini, koalisi negara-negara Arab menyerbu Israel, memulai Perang Arab-Israel 1948 (dikenal di Israel sebagai Perang Kemerdekaan). Meskipun baru berdiri, Israel berhasil memenangkan perang tersebut, yang mengakibatkan perluasan wilayah di luar batas yang ditetapkan PBB dan perpindahan besar-besaran penduduk Palestina (dikenal sebagai Nakba, "malapetaka" bagi orang Palestina).

Sejak 1948, Israel telah terlibat dalam beberapa konflik besar dengan negara-negara Arab dan kelompok-kelompok Palestina, termasuk Perang Suez (1956), Perang Enam Hari (1967), Perang Yom Kippur (1973), dan berbagai konflik di Lebanon dan Gaza. Wilayah-wilayah yang diduduki Israel pada tahun 1967 (Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Yerusalem Timur) masih menjadi inti dari konflik Israel-Palestina yang berkelanjutan.

Upaya perdamaian telah dilakukan berkali-kali, menghasilkan perjanjian damai dengan Mesir (1979) dan Yordania (1994), serta berbagai negosiasi dengan Otoritas Palestina. Namun, solusi permanen untuk konflik ini masih belum tercapai.

Fakta-Fakta Menarik tentang Israel Hari Ini

  • Demografi: Israel adalah negara dengan mayoritas Yahudi, tetapi juga merupakan rumah bagi populasi Arab (Muslim, Kristen, Druze) yang signifikan, serta kelompok minoritas lainnya.

  • Sistem Pemerintahan: Israel adalah republik parlementer demokratis, dengan Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan dan Presiden sebagai kepala negara seremonial.

  • Ekonomi: Meskipun ukurannya kecil, Israel memiliki ekonomi berteknologi tinggi yang maju, sering disebut sebagai "Startup Nation" karena inovasinya yang pesat di bidang teknologi.

  • Budaya: Budaya Israel adalah perpaduan unik dari tradisi Yahudi dari seluruh dunia, dipengaruhi oleh Timur Tengah dan Barat. Bahasa Ibrani, bahasa kuno yang dihidupkan kembali, adalah bahasa resmi bersama dengan bahasa Arab.

  • Keamanan: Mengingat gejolak regional, keamanan nasional menjadi prioritas utama bagi Israel, yang memiliki salah satu militer paling canggih di dunia.

  • Yerusalem: Status Yerusalem adalah salah satu isu paling sensitif dalam konflik. Israel mengklaim Yerusalem sebagai ibu kotanya yang tak terbagi, sementara Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka. Banyak negara tidak mengakui klaim Israel atas seluruh Yerusalem dan menempatkan kedutaan mereka di Tel Aviv.


Sejarah Israel adalah cerminan dari ketahanan, kelahiran kembali, dan konflik yang terus berlanjut. Dari akar kuno ribuan tahun lalu hingga tantangan modern, kisah Israel tetap menjadi narasi yang dinamis dan sangat penting bagi pemahaman geopolitik global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar