Blogger Widgets

Sabtu, 06 September 2014

5 Pangkalan Militer Terbesar di Dunia


Kelima pangkalan milter terbesar di dunia ini milik Amerika Serikat.
Fort Benning
(Foto: armyrotc.colostate.edu)
















5. Fort Benning
(populasi: 107.627, area : 182.000 ha)
Fort Benning dibangun di area yang dikenal sebagai "Tri-Community", di Columbus, Fort Benning, Georgia, dan Phenix City, Alabama. Pangkalan ini didirikan pada tahun 1918. Membentang seluas 182.000 hektar. Dikenal sebagai Manoeuvre Centre of Excellence, Fort Benning menjadi rumah bagi infanteri dan lapis baja.

Total populasi di Fort Benning mencapai 107.627 jiwa yang terdiri dari 27.436 tentara aktif, 6.639 komponen cadangan, 43.726 pensiunan, 21.414 tanggungan/petugas lain dll.

Awal dibangun, Fort Benning menjadi tempat pelatihan dasar untuk unit Perang Dunia I dan pangkalan ini menjadi rumah bagi 4.000 perwira dan 95.000 orang yang terdaftar selama Perang Dunia II.


Brigade artileri 17 US Army (Foto:US Army)
















4. Pangkalan Bersama Lewis-McChord (JBLM)
(populasi: 209.486, area: 414.000 ha)
Fort Lewis (Joint base Lewis-McChord) terletak di Pacifik Northwest di Puget Sound, negara bagian Washington. Mulai dioperasikan pada bulan Januari 2010 sebagai hasil konsolidasi Pangkalan Angkatan Udara Fort Lewis dan McChord.

Populasi 209.486 jiwa yang terdiri dari 27.000 militer aktif, 52.486 anggota keluarga, 10.000 warga sipil dan 120.000 pensiunan. Pangkalan ini berfungsi sebagai pusat pelatihan dan mobilisasi untuk semua layanan militer.

Lokasi yang strategis dari JBLM menjadikan unit angkatan udara mampu melakukan pengangkutan udara untuk misi pertempuran atau bantuan kemanusiaan ke lokasi manapun di dunia dengan pesawat airlifter C-17A Globemaster III, pesawat angkut/kargo terbaik Angkatan Udara AS.


Presiden AS George W.Bush mengunjungi Fort Hood, 3 Januari 2003 (Foto:US Army)















3. Fort Hood
(populasi: 217.003, area: 214.968 ha)
Terletak 60 km sebelah utara Austin dan 50 km sebelah selatan Waco, Fort Hood membentang seluas 214.968 hektar di Bell dan Coryell Counties. Fort Hood menjadi tempat terbesar bagi satuan lapis baja aktif Amerika Serikat, dan menjadi satu-satunya pos di Amerika Serikat yang mampu menampung dua divisi penuh lapis baja.

Populasi sebanyak 217.003 jiwa, terdiri dari 4.733 perwira aktif, 39.262 tentara aktif, 74.294 anggota keluarga, 89.805 pensiunan, survivor dan anggota keluarga lain, serta 8.909 karyawan sipil/NAF/lainnya.

Fort Hood didirikan sebagai rumah bagi tank-tank perusak dan senjata anti-tank selama Perang Dunia II. Sekarang pangkalan ini digunakan sebagai stasiun mobilisasi untuk komponen cadangan Angkatan Darat dan Unit Garda Nasional dan sebagai platfrom proyeksi kekuatan strategis.


101st Airborne Division Fort Campbell
(Foto:clarksvillenow.com)















2. Fort Campbell
(populasi: 234.914, area: 105.000 ha)
Fort Campbell terletak antara Hopkinsville dan Clarksville, di perbatasan negara bagian Kentucky-Tennessee. Pangkalan militer ini didirikan pada tahun 1942 dan pertama kali diaktifkan saat Perang Dunia II. Fort Campbell mengakomodasi tentara aktif di Angkatan Darat (terbesar kelima atau terbesar ketujuh untuk Departemen Pertahanan).

Fort Campbell menjadi rumah bagi Screaming Eagles of the 101st Airborne Division Air Assault, satu-satunya divisi air assault dari Angkatan Darat AS

Enam unit yang menjadi "penyewa" utama Fort Campbell adalah 5th Special Forces Group (Airborne), 160th Special Operations Aviation Regiment (Airborne), US Army Medical Activity, TN Valley District Corps of Engineer, Veterinary Command dan US Army Dental Activity.

Populasi total pangkalan ini terdiri dari 30.438 tentara, 53.116 anggota keluarga dan 151.360 lainnya termasuk purnawirawan, anggota keluarga pensiunan dan komponen cadangan.


Barak Fort Bragg
Barak Brigade 1 Fort Bragg (Foto:US Army)















1. Fort Bragg
(populasi: 238.646, area: 163.000 ha)
Fort Bragg adalah Pangkalan Angkatan Darat terbesar AS dalam hal populasi. Terletak di sebelah barat Fayetteville di North Carolina, pangkalan ini menjadi rumah bagi satuan 82nd Airborne.

Ada 52.280 tentara aktif yang bertugas di Fort Bragg, 12.624 komponen cadangan dan mahasiswa (tugas sementara), 8.757 karyawan sipil, 3.516 kontraktor dan 62.962 anggota keluarga tentara aktif. Fort Bragg juga menjadi rumah bagi 98.507 pensiunan dan anggota keluarga tentara.

Sebuah taktik perang yang cukup terbukti semasa Perang Dunia II dilahirkan di Pope Field di Fort Bragg. Dikenal juga sebagai rumah bagi "Home of the Airborne and Special Operation Force", Fort Bragg juga menjadi rumah bagi XVIII Airborne Corps dan 82nd Airborne Division, US Army Special Operations Command and dan US Army Parachute Team (the Golden Knights).

Beberapa unit lain, seperti Corps Support Command, 525th Battlefield Surveillance Brigade, 16th Military Police Brigade, 20th Engineer Brigade, 108th ADA Brigade, 44th Medical Command dan 18th Fires Brigade juga ditempatkan di Fort Bragg.

Sejarah Senapan Anti Tank



Senapan anti tank lahir di penghujung perang dunia I ketika pasukan Jerman harus menghadapi penemuan baru Inggris yaitu Tank. Karena susahnya komunikasi pada waktu itu dan sulitnya memobilisasi artileri dalam waktu cepat untuk menghadapi tank, maka diciptakanlah sebuah senjata yang relatif ringan, mudah di mobile dan mampu menembus dinding tank.


Karena Jerman adalah negara pertama yang mengetahui "business end"nya Inggris yaitu tank, maka merekalah yang pertama kali mengembangkan senjata praktis untuk melawan tank yaitu TANK ABWEHR GEWER (Senapan Anti Tank) yang dikenal sebagai MAUSER T-GEWEHR. Senjata ini pada dasarnya sama saja dengan senapan konvensional hanya saja dirancang khusus dengan amunisi yang lebih besar yaitu 13mm yang mampu menembus lapisan tank Inggris kontemporer (ketebalan sekitar 12 mm) setidaknya menyebabkan dampak/kerusakan pada kru dan peralatan tank.

Pasukan Inggris dengan .55 (13.9mm) Senapan Anti Tank BOYS
senapan anti tank rusia
Pasukan Sovyet dengan 14.5mm. Senapan Anti Tank PTRD.
T-GEWEHR menjadi pedoman untuk perkembangan senjata sekelasnya. Ukuran senapan anti tank ini terbilang cukup signifikan yaitu antara 1,5m s/d 2m atau bahkan lebih. Beberapa dari varian senapan anti tank ini mampu menembus ketebalan 300mm lapis baja pada kisaran 100m dan menjadikannnya masih cukup ampuh digunakan pada perang dunia II. Kaliber senjata ini berkisar antara 12,7 - 15mm.

senapan anti tank jerman
Tentara Jerman dengan 7.92mm Senapan Anti Tank wz.35
senapan anti tank jerman
Tentara Jerman dengan 7.92mm-39 Senapan Anti Tank PzB
Ada 2 inovasi/pemikiran untuk senapan anti tank ini. Yaitu inovasi pertama yang lebih menerapkan kecepatan peluru ketimbang kaliber. Yaitu kecepatan tembak 1100-1200m/s dengan peluru yang relatif ringan antara 12-14gr dengan kaliber 13-15mm. Tingkat recoil/hentakan mundur juga lebih rendah.Senapan anti tank jenis ini mendapat tempat di beberapa lingkup militer seperti Polandia dan Jerman pada awal perang dunia II.

Inovasi/pemikiran lainnnya lebih menerapkan proyektil yang lebih besar dan berat dengan kaliber kisaran 20mm. Kaliber yang besar memungkinkan untuk digunakan untuk beberapa jenis amunisi termasuk AP dan peledak tinggi menjadikannya sebagai pendukung infanteri yang handal. Beratnya sekitar 40-60kg dengan tingkat recoil yang tinggi pula. Satu hal, tingkat penetrasi yang rendah (lebih rendah dari inovasi pertama) menjadikannya tidak efektif untuk beberapa jenis tank seperti T-34 Sovyet, M4 Sherman dan TIII/TIV Jerman. Tapi masih tetap efektif digunakan sebagai anti tank ringan, mobil lapis baja dan kendaraan angkut personel dan parit-parit perlindungan.

senapan anti tank
Tentara dengan senapan Anti Tank Solothurn 20mm S18-100.
senapan anti tank jepang
Tentara Jepang dengan senapan Anti Tank 20mm 97
Perkembangan berbagai hulu ledak, granat anti tank dan peluncur roket pada pertengahan perang dunia ke II, membuat senapan anti tank mulai ditinggalkan. Namun, beberapa waktu kemudian senjata sejenis muncul kembali di kalangan militer tapi bukan lagi sebagai anti tank melainkan sebagai senapan sniper jarak jauh yang dilengkapi dengan optical sight.

target menembak tank dengan senapan anti tank
Target Point senapan Anti Tank

Helm Cerdas dan Seragam Untuk Tentara Masa Depan


Ilustrasi tentara masa depan
Selama 30 tahun terakhir, seragam militer telah jauh berubah. Selain menggunakan bahan baku baru, seragam militer kini dapat terhubung dengan komputer. Saat ini komputer sudah banyak tersebar di semua tingkat komando. Semua kecanggihan dari seragam, senjata dan perlengkapan personel bisa diperoleh, tinggal tergantung dari seberapa besar dana yang digelontorkan pemerintah.
Pada tahun 2025 nanti, helm militer untuk pasukan darat akan mewakili sistem pribadi yang akan digunakan untuk membawa sistem komunikasi kecil, super-ringan, plus sistem untuk bertahan hidup. Para ilmuwan Inggris dan Perancis memprediksi bahwa helm tempur di masa depan benar-benar akan menutupi seluruh kepala dan dilengkapi kamera slide-out.
Helm akan dibuat dari kevlar atau nilon balistik dengan traumatic gasket untuk melindungi tentara dari dampak peluru. Pelindung mata akan memiliki efek shading - ini akan dibuat dengan menggunakan teknologi yang sama dengan yang digunakan untuk produksi kacamata. Perisai akan berfungsi untuk melindungi mata tentara dari berkedip tiba-tiba, misalnya, saat terjadi ledakan bom/rudal atau cahaya yang kuat.
Di bagian bawah helm, di mana wajah tetap terbuka, akan dilengkapi dengan sistem filter ganda yang dipasang di sisi helm. Filter ini akan menjamin perlindungan optimal bagi tentara dari senjata kimia dan biologi, serta dari zat beracun radioaktif dan lainnya. Singkatnya, tentara akan benar-benar terlindungi dari bahaya yang kadang-kadang tidak terdeteksi.
Untuk komunikasi pribadi, helm masa depan akan memiliki mikrofon (built-in), mirip dengan helm masa kini yang digunakan oleh pilot. Untuk komunikasi darurat, untuk memberi perintah kepada sekelompok tentara, helm akan dilengkapi dengan voice box. Voice box ini akan mencakup perangkat penerjemah, sehingga seseorang bisa berbicara dengan bahasanya negaranya sendiri.
Untuk operasi di daerah gelap, seperti di dalam sebuah gedung, helm akan dilengkapi dengan sumber cahaya. Tidak perlu menggerakkan tangan (senter dll) untuk melihat, cahaya akan otomatis diarahkan ke mana tentara itu melihat. Tidak hanya itu, helm masa depan ini akan memiliki sistem minum terpadu, mirip dengan respirator tentara Inggris saat ini. Helm masa depan setidaknya akan berbobot 1,5-2 kilogram - hampir sama beratnya dengan helm yang digunakan oleh pilot helikopter militer.
Seragam tempur infanteri dari tim respon cepat akan dibuat dengan dasar teknologi all-in-one. Tidak mirip dengan seragam infanteri dan tanker modern saat ini, yang semua alat yang dibutuhkan tergantung pada sabuk. Karena desainnya yang unik, seragam ini akan dijahit secara individual untuk setiap prajurit.
Seragam tempur masa depan tidak akan lebih tebal dari setelan menyelam saat ini. Kain yang digunakan pada seragam akan memiliki struktur kapiler, dengan kandungan zat gelatin dalam bentuk mosaik yang berguna untuk melindungi seseorang dari panas atau dingin yang berlebih. Dulu, teknologi pakaian-pemanas pernah dirancang untuk para awak pesawat pembom B-17 selama Perang Dunia II.
Di masa depan, kain seragam akan memiliki sifat tahan api dan air. Seragam ini juga akan dapat berubah warna sesuai dengan lokasi misi seorang tentara. Microdots ditanamkan ke permukaan seragam, berisi pigmentasi kimia yang memungkinkan kain untuk berubah warna dan pola untuk mengaburkan siluet manusia. Teknologi ini tidak akan membuat tentara tak terlihat, tetapi akan membuatnya lebih sulit untuk dideteksi, seperti bunglon.
Perangkat ini sudah sudah dipersiapkan dan akan semakin dikembangkan, dan tidak ada alasan untuk tidak meng-upgrade seragam tentara pada tahun 2025 nanti
Sarung tangan akan sangat lembut untuk memastikan kenyamanan dalam mobilitas maksimum, dan pada saat yang sama akan cukup tebal untuk melindungi tentara dari bahan kimia. Sepatu boot akan cukup tinggi, namun akan memiliki sol lebih tebal untuk menetralkan daya kejut yang besar. Sol juga akan memiliki perlindungan terhadap bahan kimia, termasuk cairan yang dapat melumerkan plastik. Baik sepatu bot dan sarung tangan akan terhubung dengan seragam pada pergelangan tangan dan pergelangan kaki untuk memastikan perlindungan terhadap senjata nuklir. Setiap infanteri akan memakai perangkat kecil di pergelangan tangan untuk menentukan tingkat kontaminasi di lingkungan sekitarnya, termasuk tingkat radiasi.
Kantong kargo dan kantong dengan flaps akan ditempatkan pada bagian lain dari seragam. Sebagai contoh, sebuah saku di lengan kanan akan berisi pil dan suntik oksidan dengan atropin. Sebuah saku di lengan kiri akan berisi self-adhesive patch untuk memperbaiki bagian seragam yang rusak. Kantong di kaki kiri akan berisi kit pertolongan pertama, perban dan jarum suntik dengan obat penghilang rasa sakit. Kantong di kaki kanan akan berisi persediaan makanan selama 24 jam.
Ikat pinggang akan dilengkapi dengan granat dan botol air, berbagai alat dan bayonet. Ada kemungkinan bahwa pada tahun 2025, infanteri akan memiliki radar dan laser kecil namun sangat kuat. GPS akan dipasang pada lengan kanan.
Perangkat ini sudah sudah dipersiapkan dan akan semakin dikembangkan, dan tidak ada alasan untuk tidak meng-upgrade seragam tentara pada tahun 2025 nanti. Sangat menguntungkan, masing-masing infanteri akan menentukan posisinya di medan perang, sementara sang komandan dapat mengawasi anak buahnya bergerak.
Infanteri masa depan juga akan dilengkapi dengan perangkat penglihatan pada malam hari dan ransel. Senjata-senjata yang akan digunakan pasukan darat pada tahun 2025 tidak akan berbeda jauh dari senjata yang digunakan pada abad ke-20. Ada sejumlah alasan yang menunjukkan bahwa senapan serbu di masa depan akan menjadi satu standar. Ada tiga jenis senapan serbu seperti yang digunakan saat ini. Mereka adalah Steyr Pull (Austria), FAMAS (Perancis) dan SA80 (Inggris). Kaliber 5,6 mm-NATO adalah salah satu standar yang mungkin akan menjadi universal. Kemungkinan besar, senapan masa depan akan memiliki kaliber yang sama, namun dengan daya destruktif yang lebih besar.
Pada tahun 2025, senapan akan memiliki peluncur granat built-in, mungkin dari kaliber 40 milimeter, karena kaliber inilah yang paling nyaman digunakan. Divisi pejuang akan memiliki penembak jitu yang bersenjatakan senapan dan peluru smoothbore dipandu (guided). Peluncur granat akan menembakkan amunisi terprogram yang akan mampu mengubah lintasan penerbangan dan bahkan terbang di balik sudut bangunan atau langsung ke parit. (FS)

Senapan Angin (Air Rifle-Air Gun)


Senapan angin adalah senapan yang menggunakan prinsip pneumatik yang menembakkan proyektil dengan menggunakan tenaga udara atau sejenis gas tertentu yang dimampatkan. Senapan angin biasanya digunakan untuk olahraga dan berburu binatang kecil seperti burung dan tupai, ukuran peluru yang dipakai biasanya juga tidak terlalu besar yaitu ukuran kaliber .177 atau 4,5 mm dan 5,5 mm biasanya terbuat dari bahan timah, meskipun begitu senapan ini bisa membunuh manusia kalau prosedur pemakaiannya keliru atau  disalahgunakan. 
Sejarah
Senapan angin dikembangkan pada saat Amerika Serikat sedang mengalami perang kemerdekaan melawan Inggris. Dikembangkan juga lebih lanjut pada saat perang sipil di Amerika bergejolak. Pada saat itu senapan angin dapat membunuh seekor anak sapi/lembu dalam jarak tembak 10 meter dibagian kepala.
Mengenai jarak tembak, bergantung pada jenis senapan angin. Untuk yang bertipe pegas memiliki jarak tembak efektif 30 hingga 40 meter (tergantung bahan dan kualitas pegas), untuk tipe pompa jarak tembak efektifnya adalah 40 meter(tergantung kekuatan memompa) dan tipe gas memiliki jarak tembak efektif 60 meter.
Namun penggunaan senapan ini di posisikan untuk senapan target maupun buru dengan ukuran smallgame, penggunaan di luar itu dianggap suatu kegiatan yang diluar ketentuan

Senapan angin di Indonesia

Di Indonesia, salah satu merek yang terkenal akan presisi dan daya tembak mendekati senapan angin eropa adalah Sharp Innova, sedangkan yang cukup mudah ditemui di pasaran serta metode produksinya mudah adalah Cannon. Sharp Innova sebenarnya merupakan merek senapan angin yang diproduksi di Amerika dan Jepang sekitar dua dasawarsa yang lalu dan merupakan senapan angin yang cukup dapat diperhitungkan kualitasnya (menurut review para penggunanya). Kini merek Innova tersebut diproduksi di bawah lisensi (butuh informasi tambahan) oleh banyak produsen lokal di Indonesia . Sharp Innova buatan Indonesia juga mengeluarkan varian lain seperti Sharp Tiger, Sharp Phoenik dan lain-lain.
di Indonesia sendiri sudah memiliki sejarah yang panjang. Di Indonesia, dengan kaliber 4,5 mm tidak memerlukan izin. Sedangkan untuk kaliber 5,5 mm keatas memerlukan izin.
  
Jenis senapan angin:
Senapan tipe per/pegas
Senapan angin yang memakai per untuk memompa udara untuk mendorong proyektil. Untuk yang bertipe per, senapan angin dibagi dalam:
  • tipe under lever,
  • side lever, dan
  • patah laras.
Pembagian tipe tersebut berdasarkan cara per di tekan sehingga senapan dalam keadaan terkokang untuk siap tembak.

Senapan angin yang memakai gas dalam tabung yang termampatkan

Gas sudah dipompa terlebih dahulu sebelum senjata akan digunakan.
1. Menggunakan tabung Gas CO2 kecil yang mana proyekstil atau pelet di dorong menggunakan tekanan yang Gas CO2 dari dalam tabung, tekanan yang dihasilkan tidak terlalu besar, biasanya di pergunakan pada pistol atau senapan angin dengan jarak tembak pendek +/- 10m.Pellets yg digunakan biasanya tipe diabolo.
2. Menggunakan udara tekan biasa disebut PCP (Pre Charge Peneumatic) memiliki tekanan yang besar antara 2.000 - 3.000 psi, dapat melontarkan proyektil atau pellet sampai kecepatan > 1.000 fps biasa digunakan pada small or medium hunting. bisa menggunakan tipe pellets semua jenis termasuk tipe pile driver yg membutuhkan tekanan angin tinggi di atas 1500psi untuk menghasilkan daya lontar peluru yg optimum.

Senapan tipe pompa

Senapan angin yang memakai pompa (pump action) untuk memampatkan udara lalu dilepas untuk melontarkan proyektil. Sedangkan untuk tipe pompa ada dua tipe cara pelepasan angin, yaitu :
  • Knock open valve dan
  • Dumping system
pada sistem Knock Open Valve digunakan pemukul/hammer seperti senjata api biasa pada bagian dalam dan untuk yang eksternal digunakan pelatuk yang mirip dengn pistol colt.Untukmenggunakan klep yg dapat terbuka penuh pada saat trigger /pelatuk terpicu.Contoh senapan angin yg menggunakan Knock open valve yaitu Benyamin Sheridan,Titan,Falcon,Kalong,Kuda (dua terakhir lokal)dan untuk Dumping system yaitu Sharp Dragon,Innova,Ace,Shapto(lokal) Biasanya pada industri senapan angin dibeberapa negara menyamakan peraturannya mirip dengan senjata api. dan untuk mencegah senapan angin yang diproduksi secara rumahan/home industri di selewengkan pemerintah beberapa negara membatasi panjang laras terpendek yaitu minimal 45 cm/18" dari ruang proyektil untuk senjata api dan 12" untuk senapan angin.
 Kaliber senapan angin

 Senapan angin juga merupakan tipe senapan dengan beberapa kaliber. selain kaliber yang disebutkan di atas senapan angin juga dikembangkan kaliber yang lebih besar lagi.

Jenis jenis kaliber senapan angin :

  • .177" (4.5 mm) - kaliber paling umum, digunakan juga di lomba menembak Olimpiade ISFF, peluru ini mempunyai lintasan yang paling datar sehingga menjadikannya paling akurat.Tidak memerlukan izin untuk memiliki senapan kaliber ini di Indonesia.
  • .20" (5.0 mm) - banyak digunakan di Eropa dan senapan merek Sheridan (USA).Mempunyai lintasan yang rata mirip .177 tapi mengirim lebih banyak tenaga.
  • .22" (5.5 mm & 5.6 mm) - kaliber paling umum untuk berburu, karena mempunyai energi yang cukup besar.Harus menggunakan izin utnuk memiliki senapan kaliber ini di Indonesia.
  • .25" (6.35 mm) - kaliber umum yang paling besar, mempunyai tenaga paling besar pada saat tumbukan tetapi lintasannya sangatlah melengkung (parabola) sehingga hanya digunakan pada senapan dengan tenaga yang besar.
Caliber: .177 (4.5 mm).

Proyektil

Proyektil senapan angin memiliki beberapa jenis yang dibedakan dari bentuk kepala proyektil. Adapun jenis-jenis yang beredar sekarang adalah
  • kepala lancip (sharp point), Biasanya proyektil jenis ini digunakan untuk menmbus sasaran yang relatif keras seperti tulang
  • kepala bulat (dome point), Proyektil jenis ini digunakan secara umum untuk kegitan berburu, kelebihan proyektil jenis ini memiliki akurasi yangbaik dan hasil perkenaan yang mematikan  
  • kepala rata (flat point), Umumnya digunakan untuk perlombaan dimana sasaran yang ditembak adalah kertas, Flat poin, menghasilkan lubang tembakan yang rata sehingga memudahkan dalam penilaian
  • kepala ganda.
  • kepala berlubang (hollow point), Menimbulkan efek luka bukaan yang lebih besar dari diameter pelet

Sejarah dan Perkembangan Karabin (Carbine)


Karabin atau carbine adalah senjata api yang daya tembaknya tidak sebesar senapan laras panjang karena ukurannya lebih pendek. Banyak karabin yang dikembangkan dari senapan laras panjang. Meskipun menembakkan peluru/amunisi yang sama, namun kecepatan proyektilnya lebih rendah. Ada juga beberapa negara yang mengadopsi senapan laras panjang dan karabin yang secara teknis tidak berhubungan, misalnya amunisi yang digunakan berbeda atau sistem operasi internalnya berbeda. Namun karabin tetap berukuran lebih kecil dan daya tembaknya lebih lemah.
Pada era 1800-an karabin umumnya adalah senjata api untuk prajurit kavaleri (berkuda), sedangkan prajurit infanteri menggunakan senjata api yang lebih panjang dengan daya tembak yang lebih besar. Karabin yang lebih pendek dan ringan mudah dioperasikan untuk pertempuran jarak pendek (seperti pertempuran kota atau hutan) ataupun saat keluar dari kendaraan. Kelemahannya, bila dibandingkan dengan senapan laras panjang, adalah akurasi kurang bagus untuk sasaran jarak jauh dan jarak tembak efektif lebih pendek.
Karabin M4
Karabin M4 (depan) adalah versi kecil dari senapan serbu M16 (belakang), dengan laras lebih pendek. [Foto: Wiki]
Tahun 1800-an dan Sebelumnya

Dahulu karabin adalah senjata api pendek dan ringan yang dikembangkan untuk prajurit kavaleri karena musket atau senapan laras panjang terlalu berat dan susah ditembakkan saat menunggang kuda. Karabin biasanya tidak seakurat senapan laras panjang. Daya tembaknya pun kurang besar. Ini salah satunya karena proyektil yang ditembakkan dari laras pendek memiliki kecepatan lebih rendah. Meski pasukan berkuda mulai tidak digunakan, karabin tetap diproduksi dan digunakan karena lebih kecil dan ringan meski daya tembak dan akurasinya kurang. Senjata api pendek lebih mudah digunakan tidak hanya saat menunggang kuda, tetapi juga, dalam lingkup modern, ketika berada dalam truk, pengangkut personel lapis baja, helikopter, atau pesawat terbang, bahkan saat bertempur dalam jarak pendek.

Selama abad ke-19, karabin dikembangkan terpisah dari senapan laras panjang infanteri dan sering tidak menggunakan amunisi yang sama. Hal ini membuat suplai amunisi menjadi sulit. Salah satu senjata api terkemuka yang dikembangkan pihak Union pada akhir Perang Saudara Amerika adalah karabin Spencer. Karabin itu memiliki magasin berisi tujuh peluru di popornya. Pada akhir era 1800-an, beberapa negara membuat senapan bolt-action versi laras panjang dan karabin. Salah satu yang populer adalah karabin lever-action Winchester. Beberapa versinya menggunakan peluru revolver. Karabin ini pilihan ideal bagi para koboi dan penjelajah karena mereka bisa membawa revolver dan karabin dengan amunisi sama.

Perang Dunia I dan Perang Dunia II

Beberapa dekade sebelum Perang Dunia I, senapan standar yang digunakan angkatan bersenjata di dunia memiliki ukuran lebih pendek karena didesain ulang atau banyaknya versi karabin yang dibagikan ketimbang senapan laras panjang. Contohnya, laras senapan Model 1891 dari Rusia, yang dahulu sepanjang 800 mm, dipendekkan menjadi 730 mm pada tahun 1930 dan menjadi 510 mm pada tahun 1938. Laras senapan Mauser 98 dari Jerman yang sebelumnya memiliki panjang 740 mm (1898) lalu dipendekkan menjadi 600 mm pada tahun 1935 dengan nama Karabiner 98 Kurz atau "karabin 98 pendek".
M1 Garand dan M1 Carbine
M1 Garand dan M1 Carbine [Foto : Wiki]
Panjang laras senapan yang digunakan Amerika Serikat, yakni senapan bolt-action M1903 pada Perang Dunia I dan M1 Garand pada Perang Dunia II, tidak berubah. Namun, waktu itu panjang laras M1903 (610 mm) sudah termasuk pendek. M1 Carbine dari AS lebih merupakan karabin tradisional karena lebih pendek (panjang larasnya 460 mm) dan ringan dari M1 Garand. M1 Carbine sendiri bukan versi pendek dari M1 Garand karena memiliki desain yang berbeda dan menembakkan peluru lebih kecil dengan daya tembak lebih kecil juga, seperti umumnya pada tahun 1800-an.

Pasca Perang Dunia II

Berdasarkan pengalaman pertempuran pada Perang Dunia II, kriteria yang digunakan untuk memilih senjata api bagi pasukan infanteri berubah. Tidak seperti perang-perang sebelumnya, ketika pertempuran terjadi di baris dan parit yang tetap, Perang Dunia II adalah perang yang sangat dinamis, dengan mobilitas yang tinggi. Pertempuran terjadi di kota, hutan, atau daerah lain tempat mobilitas dan visibilitas terbatas. Selain itu, penyempurnaan artileri menjadikan prajurit infanteri yang bergerak di ruang terbuka lebih berisiko terbunuh atau terluka.

Umumnya kontak dengan musuh terjadi pada jarak 300 meter dan musuh ditembaki dalam waktu singkat saat bergerak dari satu tempat perlindungan ke tempat perlindungan lain. Peluru tidak ditembakkan untuk melumpuhkan musuh, melainkan ditembakkan ke arah musuh agar tidak bergerak dan membalas tembakan. Keadaan ini tidak cocok bagi senapan laras panjang yang berat dan menembakkan proyektil dengan akurasi tinggi. Senjata api dengan daya tembak lebih kecil mampu melumpuhkan musuh dalam jarak dekat, dan tendangan (recoil) yang dikurangi menjadikan senjata api itu bisa menembakkan lebih banyak proyektil dengan cepat begitu musuh terlihat. Para prajurit bisa membawa lebih banyak peluru karena bobotnya lebih ringan. Laras yang pendek membuat senjata api itu lebih ringan, lebih mudah digunakan di tempat-tempat sempit, dan lebih cepat ditembakkan. Tembakan otomatis juga merupakan fitur yang diharapkan. Rentetan tembakan tiga peluru atau lima peluru meningkatkan kemungkinan perkenaan pada sasaran bergerak.

Pihak Jerman beruji coba dengan karabin selective fire yang menggunakan peluru senapan laras panjang selama tahun-tahun awal Perang Dunia II. Hal ini tidak sesuai dengan harapan karena tendangan dari peluru senapan laras panjang menjadikan karabin itu tidak dapat dikendalikan ketika menembak secara otomatis. Mereka kemudian mengembangkan peluru baru, 7,92 x 33 mm (Kurz) berdasarkan peluru standar 7,92 x 57 mm. Senapan selective-fire dikembangkan untuk menembakkan peluru baru ini. Hasilnya, Sturmgewehr 44 yang kemudian diterjemahkan sebagai senapan serbu. Setelah Perang Dunia II Uni Soviet mengadopsi senjata api yang mirip, AK-47, yang kemudian menjadi senjata api standar prajurit infanteri Uni Soviet. Selama Perang Dunia II AS memiliki M2 Carbine, versi selective-fire dari M1 Carbine yang menembakkan peluru 7,62 x 33 mm. Meski demikian, rasio produksi M1 Carbine semi-otomatis dengan M2 adalah 10 banding 1.

AK-74 SU, varian pendek dari AK-74
AK-74 SU, varian pendek dari AK-74
Walaupun NATO tidak langsung mengadopsi peluru kaliber menengah, mereka melanjutkan pengembangan senapan tempur yang lebih pendek dan ringan. NATO mengadopsi peluru 7.62 x 51 mm NATO, yang hanya sedikit lebih lemah dari .30-06 Springfield, untuk senapan FN FAL dan M14.

Pada tahun 1960-an, NATO telah mengadopsi peluru 5.56 x 45 mm NATO. Peluru ini lebih kecil dan ringan daripada peluru AK-47 Soviet, tapi memiliki kecepatan peluru yang lebih tinggi, dengan kekuatan yang hampir sama. Pada militer Amerika Serikat, M16 yang menggunakan peluru baru ini, menggantikan M14.

Karabin yang ringan mulai diadopsi sebagai senjata laras panjang infanteri standar. Hanya sebagian kecil infanteri, yaitu para penembak jitu, yang membutuhkan senapan jarak jauh. Pengembangan senapan serbu yang semakin ringan berlanjut, diikuti dengan perkembangan karabin yang semakin kecil pula. Pada saat infanteri mulai beralih ke senapan-senapan 5.56 mm, karabin seperti AK-74SU dan CAR-15 sedang dikembangkan.

Kaliber Besar Belum Tentu Lebih Baik


Mubariz 12,7 mm
 
Industri senjata Azerbaijan baru-baru ini memperkenalkan versi senapan sniper kaliber 12,7 mm terbaru disamping versi senapan sniper anti-materi Istiglal 14,5mm. Namanya Mubariz 12,7 mm, senapan dengan berat 15 kilogram dengan lima putaran magazin ini jauh lebih ringan ketimbang Istiglal. Istiglal sendiri memiliki berat 33,8 kilogram dan menggunakan kaliber 14,5/114 mm sedangkan Mubariz menggunakan kaliber 12,7/108 mm. Ada juga versi terbaru dari Istiglal yang berbobot 28 kg dan kedua versi Istiglal memiliki jangkauan efektif 3.000 meter.

Industri senjata Azerbaijan selama ini telah memproduksi berbagai macam senjata infanteri, termasuk mortir, truk lapis baja dan berbagai komponen lain untuk militer. Industri senjata Azerbaijan juga mengeskpor senapan sniper kaliber besar untuk Turki dan Pakistan. Turki sendiri dikabarkan akan membeli lisensi untuk produksi senapan sniper Mubariz.

Ini bukan soal menggambarkan kemajuan industri senjata yang dicapai Azerbaijan, namun soal kalibernya. Karena di saat yang sama, pangsa pasar senapan sniper 12,7 mm telah direbut oleh kaliber 8,6 mm. Ini (8,6 mm) terbukti cukup akurat pada jarak yang jauh.
 
Lapua Magnum 8,6 mm
Sebagai contoh, empat tahun lalu, seorang penembak jitu Inggris, Kopral Craig Harrison, mencatatkan rekor terbaru ketika menembak dua pejuang Taliban di Afghanistan dari jarak 2.620 meter. Harrison melakukannya dengan senapan L115A3 yang menembakkan amunisi Lapua Magnum 8,6 mm. Lapua Magnum 8,6 mm sendiri adalah peluru rimless dengan bentuk bootleneck yang mampu melumpuhkan sasaran dan juga mempunyai kemampuan anti material. Rekor sebelumnya dipegang oleh seorang tentara Kanada (Kopral Rob Furlong) yang menembak pria bersenjata Al-Qaeda di jarak 2.573 meter pada tahun 2002, juga di Afghanistan. Furlong menggunakan senapan kaliber 12,7 mm. Senapan seperti itu cocok untuk jarak 2.000 meter atau lebih, namun beratnya biasanya dua kali lipat dari senapan 8,6 mm.

Lima tahun lalu, Angkatan Darat Inggris mulai memodifikasi sebagian dari 3.000 senapan sniper L96A1 7,62 mm untuk dipakaikan Lapua Magnum 8,6 mm. Akhirnya muncul Accuracy International Super Magnum (L115A1) yang pada dasarnya adalah senapan Arctic Warfare (L96A1) yang dimodifikasi untuk menggunakan amunisi Lapua Magnum 8,6 mm yang lebih besar. Senapan baru (L115A1) beratnya 6,8 kg (tanpa scope), panjang 1,27 meter, panjang laras 685 mm dengan lima putaran magazin.

Penembak-penembak jitu di Irak, dan terutama di Afghanistan, telah menggunakan berbagai kaliber, dan menemukan bahwa senapan 12,7 mm terlau berat. Lapua Magnum 8,6 mm memiliki jangkauan efektif sekitar 1.500 meter, atau 50 persen lebih jauh dari 7,62 mm standar NATO. Dengan rentangnya yang jauh, jika cuaca dan angin bersahabat, maka jarak efektif bisa lebih jauh lagi.

Kaliber 8,6 mm mulai digunakan pada awal 1990-an, dan menjadi semakin populer digunakan oleh polisi dan penembak jitu militer. Penembak jitu Belanda juga telah menggunakan jenis ini di Afghanistan dengan banyak keberhasilan. Menyadari popularitas kaliber 8,6 mm, Barret, pelopor senapan sniper 12,7 mm, akhirnya juga meluncurkan senapan sniper 7 kg untuk dengan amunisi 8,6 mm tersebut. 
 
Senapan anti material M99 China

Bigger is no longer better, namun China telah sukses dengan senapan sniper 12,7 mm nya, mengekspornya ke berbagai negara serta berbagai gerakan-gerakan perlawanan. Beberapa produsen senjata China juga mengekspor ke siapa saja yang mampu membayar.
SPR PT Pindad sendiri terdiri dari dua versi kaliber, yaitu 7,62 mm dan 12,7 mm (SPR1 7,62mm dan SPR2 dan SPR3 12,7mm). Ketiganya adalah senapan sniper anti material yang bisa menembus lapisan baja dengan ketebalan dan di jarak tertentu. Untuk baja setebal 3 cm dapat ditembus dari jarak 900 meter.

PERKEMBANGAN SNIPER RIFLE


Keppeler KS-V Jerman
Keppeler KS-V Jerman (Foto : world.guns.ru)
Tujuan utama dari senapan sniper adalah untuk menghancurkan target penting pada jarak yang jauh dengan amunisi seefisien mungkin. Dalam banyak kasus, yang dimaksud dengan target ini biasanya adalah manusia ; prajurit musuh, kriminal bersenjata, teroris, presiden dll, dan amunisi "seefisien mungkin" berarti "hanya satu kali tembakan." Rentang tembak sniper bervariasi mulai dari 100 meter atau bahkan kurang (seperti pada polisi/skenario kontra teror), atau hingga 1 kilometer atau lebih (biasanya pada militer atau skenario operasi khusus).

Senapan sniper, sebagian besar yang menggunakan kaliber besar, juga digunakan sebagai senjata anti-material, menghancurkan, atau membuat target/sesuatu tidak dapat digunakan lagi, seperti kabin radar, jeep atau bahkan pesawat yang di parkir.

Sejarah "menembak tepat" ini kembali ke abad 19 atau bahkan abad 18. Senapan sniper awal adalah senapan standar tentara yang dipilih karena akurasinya, atau juga senapan berburu. Selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II, kedua belah pihak banyak menggunakan senapan bolt action* (seperti Mosin M1991/30 Uni Soviet , M1903A4 Amerika Serikat, SMLE No.4 (t) Inggris, G98k Jerman, dll) yang dilengkapi dengan beberapa jenis teleskop. Beberapa dari negara-negara itu juga membuat senapan semi otomatis yang juga bisa digunakan untuk peran sniper, seperti Soviet SVT-40 dan Amerika Serikat dengan M1 Garand.

Praktek pengembangan senapan sniper militer dari senapan standar masih digunakan di banyak negara. Pada umumnya (biasanya), produsen atau unit militer khusus memilih beberapa senapan dengan akurasi yang lebih menonjol dari yang lainnya, kemudian mengadopsi senapan ini untuk peran sniper (yaitu mengkonversi senapan-senapan ini dari modus tembak select-fire ke semi-auto, memodifikasi popor, bipod, scope mounts dll). Banyak senapan sniper yang dibuat dengan cara ini tidak lagi digunakan dalam layanan angkatan bersenjata, namun beberapa masih menggunakannya. Contoh senapan sniper yang dibuat dengan cara ini adalah M21 Amerika Serikat, G3-ZF dan G3-SG/1 Jerman.

Sebagian senapan sniper dibuat untuk digunakan para sniper dari awal, karena klien biasanya meminta karakteristik khusus, yang mungkin tersedia dalam layanan angkatan bersenjata atau bahkan senapan komersial - salah satu contohnya SVD Dragunov Soviet. Senapan ini dirancang atas permintaan khusus Angkatan Darat Soviet yang menginginkan senapan ini dibuat ringan, powerfull dan bisa modus tembak semi-auto. Senapan ini akhirnya tetap digunakan dalam layanan setelah hampir 40 tahun.

Secara umum, semua senapan sniper dapat dibedakan menjadi 3 kategori besar:
  1. Senapan sniper militer
  2. Senapan sniper polisi/penegak hukum
  3. Senapan sniper untuk tujuan khusus
Senapan sniper militer digunakan oleh unit militer yang berbeda. Seiring dengan persyaratan utama untuk akurasi dan jangkauan efektif yang cukup, penggunaan untuk militer biasanya juga mensyaratkan :
  • Tidak boleh terlalu berat, karena sniper biasanya harus membawanya selama berjam-jam, juga amunisinya dan hal-hal lain.
  • Harus sangat handal dalam segala cuaca dan kondisi iklim dan memiliki daya tahan yang kuat untuk menembakkan ratusan peluru tanpa harus dibersihkan dan dirawat, dengan tidak kehilangan akurasi.
  • Harus mudah dibongkar pasang dan mudah diperbaki di lapangan.
  • Biasanya juga mensyaratkan harus memiliki iron sight cadangan, dalam kasus teleskop yang rusak/pecah.
Prasyarat lain adalah bahwa senapan sniper militer harus menggunakan amunisi militer, sesuai dengan kesepakatan perang internasional (umumnya sudah tersedia di tiap militer dunia). Dalam banyak kasus, senapan sniper menggunakan varian cartridges kaliber standar tentara seperti 7.62 mm NATO atau 7.62x54mm R, khusus dikembangkan untuk menembak jitu (snipping).

SIG 50
SIG 50 anti-material Amerika Serikat (Foto : vipfirearmsllc.com)
Jarak efektif untuk senapan sniper kaliber standar terhadap target manusia tunggal adalah sekitar 700-800 meter (1 peluru target manusia tewas). Untuk meningkatkan jangkuan efektif hingga melampaui 1000 meter, senapan sniper biasanya dirancang untuk ditambahkan amunisi yang lebih kuat, seperti senapan .300 Winchester magnum (7.62x67mm) atau .338 Lapua magnum (8.6x70mm).

Senapan sniper untuk militer kemudian dibedakan lagi dalam dua kategori taktis, yaitu :
  1. Senapan sniper itu sendiri, dirancang untuk mencapai hit pada jarak yang jauh, biasanya bolt action untuk mencapai akurasi maksimum.
  2. Designated Marksman Rifles (DMR), yang dirancang untuk memberikan dukungan tembakan akurat bagi pasukan. Biasanya semi-auto, seperti SVD Rusia atau G3ZF atau MSG-90 Jerman, untuk mendapatkan rate tembak yang lebih banyak.
Namun perbedaaan terletak lebih kepada aplikasi taktisnya, daripada karakteristik senapan sniper itu sendiri.

Senapan sniper untuk polisi atau penegak hukum termasuk jenis senapan sniper yang berbeda. Terkadang sniper polisi/penegak hukum bukan hanya harus membunuh kriminal/teroris, tetapi juga harus menembak bagian tertentu dari tubuh seperti kepala, tangan, atau pistol yang dipegang si kriminal dll. Jadi secara umum, senapan sniper untuk polisi/penegak hukum memerlukan keakuratan yang tinggi namun pada jarak yang pendek. Umumnya jarak akurat tembakan senapan sniper polisi/penegak hukum semacam ini adalah lebih rendah dari 300 meter atau bahkan hanya 100 meter saja. Senapan ini juga membutuhkan akurasi tinggi dan stabilitas hasil dalam kondisi cuaca apapun. Biasanya tidak ada pembatasan pada kaliber yang digunakan, sehingga memungkinkan para sniper polisi/penegak hukum memilih semua kaliber yang departemen mereka inginkan/mampu.

Khusus untuk tujuan penggunaan senapan sniper, pada gilirannya terbagi lagi mejadi dua sub kategori, yaitu :
  1. Senapan sniper berkaliber besar untuk rentang tembak jarak jauh dan menggunakan semua materi.
  2. Senapan sniper silent untuk operasi rahasia.
Senapan sniper kaliber besar umumnya dibuat untuk menggunakan amunisi senapan mesin berat, seperti .50BMG (12.7x99m) atau 12.7x108mm. Jarak efektif dari senapan ini biasanya lebih dari 1.500 meter, tergantung pada besarnya target dan kualitas amunisi.

VKS / VSSK Vychlop
VKS / VSSK Vychlop (silent) kaliber besar Rusia (Foto : ajilbab.com)
Senapan sniper silent pada umumya menggunakan amunisi sub-sonik khusus dan peredam (lepas-pasang) untuk meminimalisir suara tembakan. Menggunakan amunisi sub-sonik biasanya akan mengurangi jarak efektifnya, sekitar 300-400 meter, namun ada baiknya. Dengan amunisi dan peredam yang tepat/baik, suara tembakan bisa sepenuhnya mis pada jarak 100-200 meter pada malam hari, atau mis pada jarak 30-50 saja pada siang hari (ramai).

Akurasi Senapan Sniper

Cara yang paling lazim untuk menilai keakuratan senapan sniper adalah dengan mengukur diameter rata-rata dari lingkaran, yang dapat disimpulkan dari kelompok lubang peluru pada target. Biasanya, senapan menembakkan masing-masing 3-5 putaran, dan kemudian setiap kelompok lubang diukur. Rata-rata diameter kelompok adalah kriteria akurasi senapan yang paling umum.

Saat ini, "garis tipis" antara baik buruknya akurasi senapan sniper biasanya berdasarkan kelompok 1MOA. 1 MOA (Minute of Angle) adalah ukuran sudut, kira-kira satu inci kelompok pada jarak 100 yard (91 meter) dari penembak, atau 2 inci pada 200 yard dll. Jadi, jika sebuah senapan berkategori 1MOA, artinya pada jarak 300 yard senapan ini bisa menembakkan beberapa amunisi dalam lingkaran yang tidak lebih dari diameter 3 inci. Saat ini sudah banyak senapan sniper modern, ketika diisi dengan amunisi yang tepat, bisa menembak 0.5 MOA atau bahkan 0.3MOA, yang berarti 1 kelompok inci pada 300 yard, atau 2 kelompok inci pada 600 yard. (FS)

*Bolt action adalah tipe action (sistem operasi) kokang senjata api yang mana bagian bolt dioperasikan secara manual dengan cara menggesernya ke belakang (menggunakan tuas kecil / handle) agar bagian belakang (breech) laras terbuka, casing peluru kosong yang sudah dipakai terlempar keluar dan peluru baru masuk kedalam breech kemudian bolt ditutup kembali (digeser ke depan). (Wiki)

Senapan Sniper Baru untuk Tentara Rusia


ARTILERI - Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan akan membeli senapan sniper baru pada 2013, ujar Wakil Menteri Pertahanan Yury Borisov beberapa waktu lalu. Di bawah program pengadaan senjata untuk 2013, senapan Degtyarev 6S8-1 kaliber 12,7 mm akan dibeli Kementerian Pertahanan untuk Angkatan Bersenjata Rusia dan mulai tahun 2014 Kementerian Pertahanan akan mulai membeli Dragunov 7,62 mm, VSS 9-mm dan senapan ASVK 12,7 mm, tentunya dengan perangkat optik ekektronik terbaru, Borisov mengungkapkan.
Pemerintah Rusia juga akan mempertimbangkan untuk membeli senapan Orsis, ia menambahkan. Mengomentari tentang pengadaan senjata dan peralatan militer pada 2012, Borisov mengatakan Angkatan Bersenjata Rusia segera akan menerima 40 pesawat tempur, 127 helikopter, 34 stasiun radar pertahanan udara, sistem rudal pertahanan udara baru dan peralatan lainnya.
Degtyarev 6S8-1
Degtyarev 6S8-1, senapan sniper 12,7 mm yang diproduksi oleh pabrikan senjata Degtyarev Rusia.
Panjang 1,4 m, berat 12,5 kg, jangkauan efektif 1,5 km
Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin sebelumnya mengatakan Rusia akan segera memulai produksi empat set baru peralatan sniper, termasuk pengawasan dan alat deteksi, means of suppression dan perlindungan pasif untuk sniper.
Set pertama dirancang untuk digunakan di rentang hingga 800 meter, set kedua - lebih dari 800 meter, set ketiga - untuk penembak jitu dalam operasi kepolisian perkotaan, dan keempat - untuk pelatihan sniper.
Set perlengkapan sniper tersebut saat ini sedang dikembangkan oleh sebuah tim khusus di Tochmash Research Institute. Anggota tim khusus ini juga termasuk instruktur dari pasukan khusus Rusia yang mengawasi pedoman/tuntuan untuk kinerja senjata sniper.
Militer Rusia berencana untuk menyebarkan sedikitnya 1.000 penembak jitu pada tahun 2016 pada motorized rifle dan brigade tank. Mereka akan mampu mencapai target tembak pada jarak 1-2 kilometer. Generasi berikutnya dari sniper akan direkrut dari prajurit kontrak dan akan menjalani periode panjang pelatihan.
Steyr-Mannlicher SSG 08
Steyr-Mannlicher SSG 08, senapan sniper buatan Austria. Berat 5,7 kg, panjang 1,18 m
Pada Desember 2012 lalu, lebih dari 30 senapan sniper buatan Austria diadopsi oleh unit khusus pasukan Airborne Rusia. Ini adalah senapan pertama yang dibuat asing yang secara resmi digunakan oleh salah satu matra Angkatan Bersenjata Rusia.
Senapan-senapan itu dikirimkan berdasarkan kontrak 2010. Dilihat dari spesifikasi yang diungkapkan militer Rusia, senapan tersbeut bisa jadi adalah senapan Steyr-Mannlicher SSG 08 yang menggunakan amunisi 7,62 mm dengan sepuluh putaran magazin dan dengan jangkauan efektif lebih dari 2 kilometer. (FS)

10 Rudal Anti Tank Terbaik di Dunia


Rudal-rudal anti tank memberikan militer kemampuan untuk melumpuhkan tank lapis baja berat. Rudal anti tank dapat diluncurkan dari pesawat udara, kendaraan darat, kapal laut dan bahkan bisa diluncurkan hanya dengan dipanggul seorang personel (man portable). Berikut 10 rudal anti tank terbaik yang digunakan dan dikembangkan militer dunia saat ini.
Rudal anti tank NLAW
Seorang tentara Angkatan Darat Inggris memanggul NLAW. (Gambar: MoD/MOD).

NLAW (Next Generation Light Anti-tank Weapon)

NLAW dikembangkan oleh Saab Bofors Dynamics yang bermarkas di Swedia, adalah rudal anti tank jarak pendek yang dioperasikan prajurit secara individu. NLAW digunakan oleh Angkatan Darat Swedia, Inggris, Finlandia, Luksemburg dan TNI AD.
Berat unit peluncurnya adalah 12,5 kilogram dan baik dioperasikan seorang tentara dalam ruang gerak terbatas. Rudal NLAW mencapai target dengan bantuan predicted line of sight (PLOS). Mode overfly top attack (OTA) untuk menghancurkan tank dan target lapis baja lainnya, sedangkan modus direct attack (DA) untuk menyerang target non-lapis baja.
Hulu ledak tunggal dari rudal NLAW dirancang untuk mengalahkan MBT (tank tempur utama) modern yang dilengkapi dengan pelindung ERA (explosive reactive armour). Peluncuran NLAW hanya membutuhkan waktu lima detik sejak persiapan. Jangkauan tempur NLAW antara 20 meter hingga 600 meter.

Rudal anti tank MILAN ER
Rudal ringan anti tank Milan ER.

MILAN ER

MILAN ER yang diproduksi oleh MBDA (gabungan perusahaan pertahanan di Eropa) adalah rudal infanteri ringan anti tank generasi terbaru dari seluruh rudal MILAN yang sudah digunakan oleh kurang lebih 40 negara di dunia.
MILAN ER ditembakkan dari digital firing post dengan perintah semi-otomatis untuk mengalahkan target. Masing-masing rudal berbobot 13 kilogram.
MILAN ER memiliki jangkauan hingga 3.000 meter, lebih jauh 1.000 meter dibanding rudal MILAN versi sebelumnya. Rudal MILAN ER dilengkapi dengan hulu ledak tandem untuk menetralisir pelindung ERA yang digunakan oleh sebagian MBT.

Rudal anti tank LAHAT
Quad pack dari anti tank LAHAT. (Gambar: Natan Flayer).

LAHAT - Laser Homing Attack Missile

Laser homing attack missile (LAHAT) adalah rudal ringan anti tank yang diproduksi oleh Israel Aerospace Industries (IAI). Pada awalnya hanya dikembangkan untuk dilengkapkan pada tank Merkava, namun kini juga sudah dibuat untuk bisa ditembakkan dari kendaraan lainnya, seperti helikopter, kapal dan kendaraan remot.
LAHAT merupakan rudal kompak yang memiliki 975 mm dan diameter 104,5 mm. Beratnya 12 kilogram dan menemukan target dengan bimbingan laser semi-aktif (SAL).
Rudal LAHAT mampu menghancurkan target bergerak dan tidak bergerak pada rentang hingga 8.000 meter dengan akurasi pin-point. Daya hancur yang tinggi dari hulu ledaknya membuat LAHAT mampu menembus pelindung ERA pada MBT.

Rudal anti tank MMP
Rudal anti tank jarak menengah Missile Moyenne Portée (MMP). Sebagai penerus rudal anti tank MILAN (Gambar: MBDA-Isabelle Chapuis).

Missile Moyenne Portée (MMP)

Missile Moyenne Portée (MMP) adalah rudal jarak menengah anti tank generasi terbaru yang dikembangkan oleh MBDA untuk Angkatan Darat Perancis. MMP dibuat untuk menggantikan rudal anti tank MILAN, yang kemungkinan baru digunakan pada tahun 2017.
Rudal MMP akan berbobot 15 kilogram dan panjang 1,3 meter dan diameter 140 mm. Berat saat ditembakkan termasuk tripod dan baterai adalah 111 kilogram. MMP dapat ditembakkan dari portable firing post, kendaraan darat dan pesawat udara.
Rudal dapat menghancurkan target dalam kisaran 4.000 meter dengan mode lock-on setelah peluncuran. Sistem pencarinya bermodus sistem pencarian ganda un-cooled infrared dan visible channels.

Rudal anti tank PARS 3 LR
PARS 3 LR adalah rudal anti tank yang menjadi senjata utama helikopter serang tiger Angkatan Darat Jerman.

PARS 3 LR

PARS 3 LR, juga dikenal sebagai TRIGAT LR diluncurkan dari helikopter yang diproduksi oleh PARSYS, perusahaan patungan antara MBDA dan Diehl BGT Defence. Rudal ini dirancang untuk menghancurkan tank, kendaraan lapis baja, helikopter, bunker dan pos komando.
PARS 3 LR saat ini menjadi senjata utama helikopter serang Tiger yang dioperasikan oleh Angkatan Darat Jerman. Panjang rudal 1,6 meter dan berat 49 kilogram dan bisa menembak secara salvo yaitu menembak hingga 4 rudal dalam waktu kurang dari 10 detik.
Sistem pencarian inframerah pada rudal menjadikannya bisa terlibat terhadap target yang berbeda dalam mode direct attack dan overfly top attack. PARS 3 LR membwa hulu ledak tandem dengan jangkauan 7.000 meter.

Rudal anti tank BGM-71 TOW
Sistem rudal anti tank BGM-71 TOW.

BGM-71 TOW

Tabung peluncur, pelacak optik, wireless-guided atau kesemuanya disingkat menjadi TOW adalah sistem rudal anti tank yang diproduksi oleh Raytheon Missile Systems (AS). Kemampuannya untuk menembakkan rudal TOW 2A, TOW 2B, TOW 2B Aero dan TOW Bunker Buster menjadikan sistem rudal TOW menjadi salah satu sistem senjata anti tank terbaik di dunia.
Saat ini, sistem rudal TOW sudah digunakan lebih dari 40 pasukan militer dunia dan telah dipasang pada lebih dari 15.000 kendaraan darat dan helikopter. Sistem rudal ini utamanya digunakan oleh Angkatan Darat Amerika Serikat pada kendaraan darat seperti kendaraan lapis baja Stryker, Bradley dan HMMWV.
Rudal TOW juga dapat dilengkapi dengan hulu ledak tandem atau penetrator eksplosif (EFP). Rudal TOW2 diluncurkan dari tripod darat, kendaran dan helikopter dengan jangkauan maksimum 4.500 meter.

Rudal anti tank Kornet-EM
Tampilan dekat rudal anti tank Kornet-EM yang dipasang pada kendaraan lapis baja ringan. (Gambar Vitaly V. Kuzmin).

Kornet-EM Anti-Tank Missile

Kornet-EM adalah sistem senjata anti tank multiguna yang diproduksi oleh KBP Instrument Design Bureau Rusia. Rudal ini dirancang untuk menghancurkan MBT, kendaraan lapis baja ringan, benteng dan target udara yang berkecepatan rendah.
Sistem Kornet-EM dapat dipasang pada peluncur portabel dan peluncur otomatis. Sistem ini menggunakan tiga jenis rudal berbeda dari varian rudal 9M133. Bimbingan sinar lasernya memastikan Kornet mampu menghancurkan target pada kisaran 10.000 meter secara efektif.
Salah satu varian dari rudal 9M133 adalah 9M133F-2 adalah rudal anti tank yang dilengkapi dengan hulu ledak tandem HEAT yang mampu menembus lapis baja setebal 1.100 mm hingga 1.300 mm. Rudal 9M133F-2 berhulu ledak tinggi dengan kekuatan ledakan setara dengan 10 kilogram TNT, sedangkan rudal 9M133F-3 berhulu ledak yang setara dengan kekuatan 7 kilogram TNT.

Rudal anti tank Javelin
Seorang tentara dari Korps Marinir AS meluncurkan rudal anti tank Javelin.

Javelin Missile

Javelin adalah rudal anti tank jarak menengah yang dikembangkan oleh Javelin, perusahaan patungan antara Raytheon dan Lockheed Martin (AS). Javelin saat ini digunakan oleh pasukan AS dan telah diuji tempur di Irak dan Afghanistan.
Javelin dianggap sebagai senjata anti tank bahu terbaik di dunia, dan 12 negara saat ini telah menggunakan Javelin. Masing-masing rudal beratnya 11,8 kilogram, sementara unit peluncurnya berbobot 6,4 kilogram dan total berat untuk meluncurkannya adalah 15,9 kilogram.
Javelin menggunakan sistem pencarian gelombang inframerah untuk menghancurkan tank, gedung, kapal kecil dan helikopter berkecepatan rendah dengan probabilitas hit yang tinggi. Rudal Javelin juga bisa ditembakkan dari tripod, kendaraan lapis baja ringan, truk, dan kendaraan remot. Jangkauan maksimum Javelin mencapai 2.500 meter. (Baca juga: Rudal Javelin untuk TNI AD)

Rudal anti tank Spike
Rudal anti tank SPIKE terdiri dari SPIKE-MR, LR dan ER. (Gambar: Ministry of Defence of the Republic of Slovenia).

Spike-MR/LR/ER

Rudal anti tank generasi keempat dari rudal SPIKE diproduksi oleh EuroSpike, perusahan patungan antara Rafael Advanced Defense Systems dan Diehl BGT Defence dan Rheinmetall Defence. Dibuat dalam tiga versi, yaitu Spike-MR (medium range), Spike-LR (long range) dan Spike ER (extended range).
Spike-MR adalah rudal man portable yang bisa diluncurkan oleh seorang infanteri dan pasukan khusus untuk menyerang target secara akurat dalam rentang 200 meter hingga 2.500 meter. Spike-LR juga dapat diluncurkan dari darat melalui tripod dan kendaran tempur ringan dengan rentang antara 200 meter hingga 4.000 meter. Sedangkan Spike-ER dirancang untuk diluncurkan dari kendaraan darat, helikopter, dan kapal untuk menghancurkan tank pada rentang 8.000 meter.
Rudal dilengkapi dengan hulu ledak tandem, hulu ledak anti-tank (HEAT) dan untuk akurasinya menggunakan sistem pencarian electro-optical.

Rudal anti tank AGM-114R HELLFIRE II Romeo
AGM-114R HELLFIRE II Romeo dipamerkan di Eurosatory 2012. (Gambar: Ministère de la Défense).

AGM-114R HELLFIRE II Romeo

Rudal anti tank AGM-114R HELLFIRE II Romeo dikembangkan oleh Lockheed Martin dan merupakan versi terbaru dari rudal udara ke permukaan HELLFIRE II.
Rudal HELLFIRE II Romeo memiliki panjang 163 cm dan diameter 17,7 cm. Rudal seberat 49,4 kilogram ini dilengkapi dengan sistem pencarian laser semi-aktif (SAL) dan fitur lock-on sebelum peluncuran (LOBL) dan lock-on setelah peluncuran (LOAL) untuk melumpuhkan berbagai target.
Rudal dapat diluncurkan dari helikopter, pesawat sayap tetap, tripod darat, mobil dan kapal. HELLFIRE II Romeo memiliki jangkauan maksimum 8 kilometer.

Tank Marder 1A3 TNI AD


Tank Marder 1A3
Tank Marder 1A3 (Foto:defencenet.gr)
Bersamaan dengan pembelian main battle tank dari varian Leopard 2A4 dan varian Leopard Revolution, TNI AD setidaknya juga mendapat jatah 50 buah tank bersenjata angkut personel Marder 1A3, yang juga merupakan buatan pabrikan pertahanan Rheinmetall, Jerman.
Ditilik dari riwayatnya, tank Marder sebenarnya produk lama. Prototipe awalnya saja dirancang tahun 1960-an, dengan produksi perdana pada 1971, yang dilanjutkan dengan pengembangan sejumlah varian hingga tahun 1990-an. Bahkan, untuk saat ini sebagian tank Marder varian awal di Jerman sudah akan digantikan oleh generasi yang lebih baru yaitu Puma.
Meskipun begitu, kehadiran Marder di tanah air tetap akan menambah daya tempur TNI AD. Soalnya boleh dibilang inilah kali pertama TNI AD mengoperasikan kendaraan tempur lapis baja angkut personel yang memiliki daya gebuk jauh lebih baik dari yang selama ini dimiliki. Memang, dari segi pengategorian, Marder ini tergolong apa yang diistilahkan di dunia militer Barat sebagai infantry fighting vehicle (IFV), yaitu kendaraan tempur angkut infantri, namun dengan kemampuan tempur terbatas.
Salah satu ciri khas IFV seperti Marder adalah adanya kanon atau meriamnya berkaliber kecil, yang untuk Marder menggunakan Rheinmetall MK 20 Rh202 kaliber 20 mm . Kanon yang dipakai adalah dari jenis otomatis, artinya peluru tidak perlu di-reload (diisi) satu persatu. Peluru yang digunakan bisa dari berbagai jenis seperti amunisi konvensional, penembus baja serta high explosive (HE) atau amunisi berdaya ledak tinggi. Hal ini jelas tidak dimiliki oleh kendaraan angkut personel yang selama ini dioperasikan TNI AD yaitu AMX VCI serta Alvis Stormer, yang hanya dibekali senapan mesin berat kaliber 12,7 mm atau 7,62 mm.

Bagian belakang Marder 1A3
Bagian belakang Marder 1A3 (Foto:Sonaz/Wiki)
Sebagai senjata tambahan, pada bagian kiri turret (kubah/menara) kanon terpasang sejajar senapan mesin 7,62 mm. Turret senjatanya busa diputar 360 derajat, sementara kanonnya bisa digerakkan vertikal dari -17 derajat hingga +65 derajat dengan kecepatan 40 derajat per detik. Sebagai tambahan peranti beladiri, Marder dilengkapi dengan tujuh pelontar granat kaliber 76 mm untuk melontarkan granat asap.
Desain interior Marder tak jauh berbeda dengan kendaraan tempur asal Eropa sejenisnya. Pengemudi duduk di sisi kiri depan, sementara mesin berada di sebelah kanannya. Di bagian tengah terdapat tempat untuk dua awak di bawah kubah meriam, di mana komandan kendaraan duduk di kanan dan juru tembak di kiri. Di bagian belakang terdapat ruang pengangkut enam personel infantri yang duduk beradu punggung, bukan berhadapan.
Marder menggunakan mesin diesel MTU MB Ea-500 enam silinder berpendingin cair yang mampu menghasilkan 600 hp (tenaga kuda). Pada varian awal Marder, mesin ini mampu memacu kendaraan hingga 75 km/jam di jalan mulus. Namun pada varian berikutnya di mana sudah tedapat sejumlah modifikasi yang membuat berat kendaraan bertambah secara signifikan hingga mencapai sekitar 35-an ton, kecepatan maksimalnya pun turun menjadi sekitar 65 km/jam saja.
Spesifikasi Tank Marder 1A3
Tipe
Tracked multi-role armoured infantry fighting vehicle
Produsen
Rheinmetall AG Jerman
Kru
3 + 6 Infantri
Panjang
6,8 m
Lebar
3,4 m
Tinggi
3 m
Berat
33,5 ton
Persenjataan
- Meriam Rheinmetall MK 20 Rh 202 20 mm
- Senapan mesin 7,62 mm
- Enam peluncur  granat asap
Mesin
diesel MTU MB Ea-500 600hp
Kecepatan maksimal
66 km/jam
Jarak tempuh
500 km